Periode Skolastik
Dalam sejarah Filsafat Barat abad pertengahan adalah masa timbulnya filsafat baru. Hal ini dikarenakan kefilsafatan itu dilakukan oleh bangsa Eropa Barat dengan para filosofnya yang umumnya pemimpin gereja atau penganut Kristiani yang taat dandikenal dengan sebutan Filsafat Skolastik. Dalam abad pertengahan ini masalah theologia mendapat perhatian utama dari para filosof. Masalah estetika dikemukakan oleh Thomas Aquinas (pengagum Aristoteles) yang hidup pada tahun 1225-1274, menurutnya keindahan itu terdapat dalam 3 kondisi, yaitu :- Integrity or perfection (keutuhan atau kesempurnaan)
- Proportion or harmony (perimbangan atau keserasian)
- Brightness or clarity (kecermelangan atau kejelasan)
Periode Renaissance
Kata Renaissance berarti kelahiran kembali, yaitu membagun kembali semangat kehidupan klasik Yunani dan Romawi dalam bidang ilmu pengetahuan dan seni. Gerakan pembaharuan ini dilakukan terutama oleh para humanis Italia yang dimulai kurang lebih abad ke XIV. Gerakan ini hampir disegala bidang ilmu pengetahuan kesenian dan filsafat. Tetapi yang paling pada bidang seni. Uraian mengenaai estetika secara luas ditulis oleh Massilimo Visimo, sedangkan penulis-penulis lainnya banyak mengulas teori-teori seni. Leon Batista dan Albert Durer dalam bidang seni rupa, Giosefe Zarlino dan Wincenzo Galilei dalam bidang musik,serta Lodovia Castelvetro dalam bidang puisi.Periode Aufklarung
Pencerahan merupakan gerakan lanjutan dari Renaissance. Dalam periode ini masih terlihat pengaruh rationalisme Descartes dan Empirisme Bacon dalam pembahasan Estetika. Baumgarten (Alexander Gotlieb Baumgarten), dia seorang filsuf Jerman (1714-1762) adalah orang pertama yang memperkenalkan istilah ”estetika” sebagai ilmu tentang seni dan keindahan. Baumgarten membedakan pengetahuan itu menjadi 2 macam:- Pengetahuan intelektual (intellectual knowledge)
- Pengetahuan indrawi (sension knowledge) (The liang Gie, 1980)
Pengaruh Empirisme Bacon nampak dalam hal imajinasi rasa estetis atau cita rasa. Hal ini terlihat dalam pendapat Edmund Burke dan Lord Kaimes. Menurut Edmud Burke (1729-1798) masalah selera itu tidak dapat dijadikan hakim dalam keindahan (Wajiz Anwar, 1980). Sedangkan Lord Kaimes dalam karyanya Elements of Criticism yang terbit pada tahun 1961 sependapat dengan Burke. Keindahan adalah sesuatu yang dapat menyenangkan selera.
Dia mengemukakan suatu titik tolak baru, bahwa pengalaman mengenai suatu emosi walaupun sangat pedih seperti emosi takut atau kesengsaraan adalah menyenangkan. Emosi yang menyedihkan adalah menyenangkan bila direnungkan. Perang, bencana alam adalah menyedihkan, tetapi menyenangkan bila kita melihatnya dipanggung sandiwara atau dalam seni film. Kejadian yang paling dahsyat dan mengerikan justru paling mengesankan dan menggembirakan bila diingat. Keindahahan ialah menyenangkan. Oleh karena itu keindahan ditentukan oleh selera semata-mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar